Sabtu, 22 Juli 2017

KONSERVASI ARSITEKTUR : Survey Bangunan Cagar Budaya PT. SAMUDERA INDONESIA

HASIL SURVEI
( PT. SAMUDERA INDONESIA )



1.                  IDENTITAS

1.1      Nama                                  : Gedung PT. Samudera Indonesia
1.2      Nama Dahulu                    : Office Premises, Maintz & Co
1.3      Alamat                                : Jl. Kali Besar Barat No. 43
    Kelurahan                            : Roa Malaka
    Kecamatan                          : Tambora
    Kota                                                : Jakarta
    Provinsi                               : Jawa Barat
1.4      Koordinat/UTM                : 6o08’08.93 LS – 106o48’44.03 LT
1.5      Batas-Batas                        :
    Utara                                   : Hotel de river
    Timur                                   : Jl. Kali Besar barat
    Selatan                                : PT. Wira Pratama Kencana
    Barat                                   : PBSI, Restorant Grand HWA Yen
1.6      Status Kepemilikan           : NV. Maintz & Co.
1.7      Pengelola                            : PT. Samudera Indonesia
1.8      Fungsi Awal                       : Kantor
1.9      Fungsi Sekarang               : Kantor
1.10      Arsitek                               : Frans Johan Louwrens Ghijsels
1.11       Tahun Dibangun              : 1920

1.12       Golongan                          : II
1.                  DESKRIPSI
2.1     Uraian Fisik Objek           :
           1. Gaya / Langgam           : Art Deco Dengan Campuran Amsterdam School
Ciri-ciri yang tampak pada langgam Art Deco dibangunan adalah tampilan bentuk didominasi bentuk masif, dengan menggunakan atap datar, banyak dijumpai perletakan-perletakan yang asimetris dari bentukan-bentukan geometris yang berirama. Dan Gaya bangunan bercampur dengan langgam bangunan Amsterdam School itu yang aliran arsitekturnya berkembang di Belanda antara th. 1915-1930. Pengaruhnya sangat luas, bahkan sampai keseluruh benua Eropa dan Amerika Serikat. Indonesia sebagai negara bekas jajahan Belanda waktu itu tidak luput dari pengaruh langsung maupun tidak langsung dari aliran tersebut. Hal ini dianggap penting karena lebih dari 90% arsitek yang berkarya di Hindia Belanda berasal dari Belanda bahkan banyak diantara mereka dulunya berasal dari Amsterdam. Jadi Gedung PT. Samudera Indonesia ini sangat kentang dengan langgam Kolonial yaitu Art Deco.

2.   Tapak/Blokplan
Gambar 2.1 Block Plan
Sumber : Google Earth
Gedung PT. Samudera Indonesia posisi tata letaknya ada tapak berupa bangungan deret, dengan halaman dan jalan berhadapan langsung dengan jalan raya atau jl.kali besar barat yang bersebrangan kali krukut.
 Gambar 2.2 Block Plan
Sumber : Konservasi Kota Tua
3.   Wujud / Bentuk Bangunan, Orientasi, Jumlah Lantai, Simetris / Tidak Simetris, Bentuk Atap dan Bahan Penutup Atap, Detail- detail Utama,Tampak ,Jenis Material Utama, Finishing.
Gambar 2.3 Wujud bangunan
Sumber : Konservasi Kota Tua
Wujud pada bangunan ini adalah menerapkan fasad ganda, bersifat formal dan monumental dalam desain gedung Samudera Indonesia ini juga ditemukan karakteristrik tersebut. Bangunan ini pada masa arsitur modern dengan pengaruh langgam Art Deco. 
Gambar 2.4 Wujud bangunan
Sumber : Konservasi Kota Tua
Jendela dan deretan kolom menjadi elemen yang paling dominan dalam Fasad banguan ini bukaan yang besar didinding luar ( jendela, pintu, lubang ventilasi )
Gambar 2.5 jendela dan kolom
Sumber : Konservasi Kota Tua
Gambar 2.6 Denah Lantai 1 Exsisting
Sumber : Konservasi Kota Tua

Gambar 2.7 Interior dalam Bangunan
Sumber : Konservasi Kota Tua
Gambar 2.8 Interior dalam Bangunan
Sumber : Konservasi Kota Tua
Bangunan abad 19 (Maints & Co) Dinding bata dengan kondisi cukup bai, tidak terlihat retak, terjadi rising damo, Kolom tiang kayu kondisi mulai mengalami lapuk dibeberapa berbagai sudah diperkuat. Balok kayu kondisi kuat dan baik, terdapat beberapa kerusakan pada balok sehingga plat lantai melendut. Lantai sudah ditinggikan untuk mengatasi banjir.bangunan pada abad 19 telah mengalami intervensi struktur dengan kondisi elemen yang sudah rusak parah dan bermasalah secara struktur.  Pada abad 20(Maints & Co) Rising damp dinding bata ditinggikan,sebagian dinding bata ambruk pada musim hujan air tanah naik ke permukaan ,bagunan di abad 20 signifikan sedang intervensi balok lantai beton degan kondisi rusak dan kurang berkualitas.
2.3     Kondisi Saat Ini
          1. Kondisi Lingkungan Saat Ini
        Dikarenakan sedang berlangsungnya revitalisasi pada gedung dan sekitar kawasan kali besar, maka di sepanjang kawasan tersebut baik di wilayah timur maupun barat ditutupi oleh pagar pembatas, tetapi walaupun seperti itu kondisi lingkungan dan lalu lintas tetap tertata dengan baik.
Gambar 2.9 Gedung Pt. Samudera Indonesia
Sumber : Data Pribadi

2.      Kondisi Keterawatan Secara Umum (Secara Umum dan Perkomponen)
      Bangunan ini masih asli dan dalam keadaan baik dan cukup terawat sedang di dalam revitalisasi. Sebelumnya pada bangunan ini terdapat beberapa kerusakan yang teridentifikasi, seperti kerusakan pada dinding, lantai, dan plafon.
3.      Kondisi Keterancaman (Aman, Terancam, Bahaya Uraikan)
Bangunan cagar budaya ini aman dan tidak terancam karena sedang berlangsung nya penerapan konsepkonservasi pada gedung tersebut.
4. Perubahan Fungsi dan Bentuk (Tambahan-Tambahan Yang Dapat Dilihat Sekarang)
fungsi akan tetap menjadi sebuah kantor dari suatu bangunan kosong tidak. Dengan perubahan bangunan yang lebih baru.
2.4     Sejarah
           1. Sejarah kawasan / lokasi
        Sebagian besar dari kawasan Sunda Kelapa dan Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua adalah cikal bakal Kotatua, yaitu kota yang pada masa colonial berada di dalam dinding benteng, yang ditinggali sebagaian besar oleh Bangsa Belanda. Kawasan ini dahulu dibatasi oleh Sungai Ciliwung di sebelah timur, kanal Stadt Buiten Gracht sebelah barat (kini Sungai Krukut) di sebelah barat, kanal Stadt Buiten Gracht di sebelah selatan (kini Jalan Jembatan Batu dan Jalan Asemka), dan laut di utara (termasuk Pelabuhan Sunda Kelapa). Di luar kawasan ini terdapat permukimanpermukiman lain yang bersama-sama kota di dalam benteng merupakan Kawasan Cagar Budaya Kotatua seperti apa yang tercakup pada Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 34 Tahun 2005. Kawasan cagar budaya ini adalah kawasan seluas sekitar 846 Ha yang terletak di Kotamadya Jakarta Utara dan Kotamadya Jakarta Barat.
        Lingkungan cagar budaya Golongan II berada diluar lingkungan I. Dahulu, Kali Besar merupakan aksis yang merepresentasikan kekuasaan ekonomi, sosial dan budaya kolonialisme (jalur air). Kawasan sepanjang Kali Besar melebar ke timur sepanjang Kali Besar Timur 3 di selatan ke arah barat Jl. Malaka, sekitar sebelah selatan Balai Kota termasuk BNI Kota, sekitar Taman Beos, termasuk dalam lingkungan ini. Pada lingkungan ini terdapat konsentrasi bangunan-bangunan cagar budaya golongan B dan beberapa bangunan cagar budaya golongan A, Toko Merah, Gedung BI, dan Gedung Bank Mandiri. Dalam lingkungan ini, seharusnya diambil kebijakan agar bangunan-bangunan cagar budaya di dalamnya dapat diselamatkan dan dilestarikan.
Gambar 2.10 : Lingkungan cagar budaya Golongan II
Sumber : Guidelines Kotatua
Penataan lingkungan dilakukan dengan tetap mempertahankan keaslian unsur-unsur lingkungan serta arsitektur bangunan yang menjadi ciri khas kawasan, yaitu mempertahankan karakter ruang-ruang kota dan melestarikan bangunan-bangunan cagar budaya yang ada. Ruang kota di sepanjang Kali Besar, di sepanjang Jalan Pintu Besar Utara dan di sekitar lapangan Stasiun Beos dimanfaatkan untuk tempat kegiatan
umum dan komersial terbatas. Penambahan struktur/bangunan baru untuk fasilitas umum pada ruang kota dibuat seminimum mungkin dan tidak merusak ruangnya.
        Pada bangunan cagar budaya dimungkinkan dilakukan adaptasi terhadap fungsi-fungsi baru sesuai dengan rencana kota, yaitu memanfaatkan bangunan-bangunan untuk kegiatan komersial, hiburan, hunian terbatas/ hotel, dan apartemen. Penataan papan nama dan papan iklan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam pedoman papan nama dan papan iklan dalam pedoman ini.
2. Sejarah arsitektur : Sejarah pendiri, arsitek atau pengegas, kontraktor, perubahan     fungsi
        Bagian fasade dan lobby Gedung Samudera Indonesia Eks Firman Maintz & Co. di desain Oleh Frans Johan Louwrens Ghijsels pada tahun 1919 dan dibangun pada tahun 1920 (selesai 1921) menggantikan bangunan shaphouse. Pemilik Bangunan ini, NV. Maintz & Co. Perpustakaan Holding Company.
        Dimasa kemerdekaan NV. Maintz & Co. masih beroperasi hingga akhir dinasional hingga akhirnya dinasionalisasikan melalui peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1959 tengtang peraturan perusahaan listrik dan gas milik Belanda yang dikenakan Nasionalisasi. Tahun 1940 an hingga 1960 an bangunan ini digunakan oleh ISTA yang juga dikenal sebagai Indonesia Shipping and Transport Agency adalah perusahaan keagenan pelayaran yang mewakili Isthmian Lines (Perusahaan pelayaran milik US Steel) di Indonesia. Tahun 1964 perusahaan ini kemudian menjadi PT. Samudera Indonesia yang bergerak dalam Bidang Pelayaran, Transportasi dan Logistik. Perusahaan ini didirikan pada 13 November 1964 oleh Soedarpo Sastrasatomo.

Gambar 2.11 Kantor Maintz & Co
Sumber : Konservasi Kota Tua
        Soedarpo Sastrasatomo mengambil alih kepemilikan NV. ISTA (Internationale Scheepvaart en Transport Agenturen) Sekaligis menjadi Managing Director pada 1 Maret 1953. Para pendiri perusahaan mendirikan INSTEEL  (Indonesia stevedoring Ltd) dijakarta yang kemudian berkembang ke Surabaya dan Ujung Pandang. PT. Perusahaan Pelayaran Samudera “ Samudera Indonesia” berdiri pada 13 November 1964.
Gambar 2.8 Soedarpo Sastrasatomo
Sumber : Konservasi Kota Tua
2.5    Riwayat Pelestarian
        Diduga bagunan ini mendapat inspirasi dari peristiwa tahun 1897 merupakan tahun bersejarah bagi dunia kelistrikan hindia belanda, ditahun ini salah satu anak perusahaan Maintz & Co membangun PLTU ditepi sunagi ciliwung, gambir. Jika diperhatikan seksama beberapa elemen banguna kantor pusat Maintz & Co mewakili angka angka tahun tersebut.
Riwayat status Penetapan
1959 – Sekarang     : Kantor
1942 – 1945            : Kantor
1920 – 1942            : Kantor
Abad 19 – 1920      : Kantor

2.6    Kritik dan Saran 
2.6   Kritik dan Saran

           Gedung PT. Samudera Indonesia dahulunya bernama Office Premises, Maintz & Co beralamat di Kali Besar Barat No. 43 Kelurahan Roa Malaka  Kecamatan Tambora Kota Jakarta Provinsi Jawa Barat. Gedung tua bersejarah yang saat ini menjadi gedung yang terbengkalai dan rusak pada elemen-elemen gedungnya, tidak banyak terdapat kerusakan berat, kerusakan gedung ini tergolong ringan hingga semi berat dan bangunan ada yang hilang atau sudah ambruk. Bangunan ini masih terlihat asli dan dalam keadaan baik dan cukup terawat dalam keadaan sedang di revitalisasi. Sebelumnya pada bangunan ini terdapat beberapa kerusakan yang teridentifikasi, seperti kerusakan pada dinding, lantai, dan plafon. Pada bangunan cagar budaya ini dimungkinkan dilakukan adaptasi terhadap fungsi-fungsi baru sesuai dengan rencana kota, yaitu memanfaatkan bangunan-bangunan untuk kegiatan komersial, hiburan, hunian terbatas/ hotel, dan apartemen. Bangunan cagar budaya ini aman dan tidak terancam karena sedang berlangsung nya penerapan konsepkonservasi pada gedung tersebut. fungsi bangunan ini akan tetap menjadi sebuah kantor dari suatu bangunan kosong tidak. Dengan perubahan bangunan yang lebih baru. Banyaknya yang dilakukan perbaikan disetiap sisi bangunan ini, sisi struktur sudah banyak mengalami interverasi perkuatan struktur. Gedung ini memiliki langgam Art Deco Dengan Campuran Amsterdam School atau langgam colonial belanda seharusnya konsep revitalisasi nya pun mengusung langgam yang sama baik untuk ekterior maupun interior bangunan nya, yang saya lihat disini konsep yang disajikan berubah menjadi lebih modern pada bagian penataan interiornya, seharusnya penggunaan furniture yang pakai juga menyesuaikan dengan langgam colonial Amsterdam School yang sudah melekat pada bangunan, Perbaikan ruangan-ruangan pada gedung PT. Sanudera Indonesia  menyesuaikan gaya interior colonial baik furnitur, ornamen, maupun desain dekoratifnya, gaya colonial menggunakan material dominan kayu serta kayu berpola dengan kekhasan gaya interior tersebut.Agar langgam Art Deco dibangunan ini tetap terlihat sama bentuknya didominasi bentuk masif, dengan menggunakan atap datar,bangunan yang sudah ambruk diharapkan dibangun kembali. jadi perletakan-perletakan yang asimetris dari bentukan-bentukan geometris yang tertap berirama. 
2.6    Sumber
Guidelines Kota tua
Keputusan gubernur provinsi, DKI Jakarta tahun 2004 Pusat Konservasi Kawasan Kota Tua
http://antariksaarticle.blogspot.co.id/2012/04/beberapa-teori-dalam- pelestarian.html
akhiry, huib. 1996 Ir. F.J.L Ghijles, architect in Indonesia, 1910-1929 Uterch : Serampress