Senin, 29 September 2014

kota ekologis

PENGERTIAN
Ekologi adalah ilmu yangmempelajari interaksi antara organisme dengan lingkunganya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834- 1914).[1] Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotikdan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an.[2] Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.[2] Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botaniyang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

TEORI EKOLOGI
                Teori Ekologis ini dikemukakan oleh Urie Bronfenbrenner (1917). Bronfenbrenner mengajukan suatu pandangan lingkungan yang kuat tentang perkembangan yang sedang menerima perhatian yang meningkat. Teori Ekologi (ecological theory) ialah pandangan sosiokultural Brofenbrenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social agents) yang berkembang baik hingga masukan kebuadayaan yang berbasis luas. Kelima sistem dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem. Model ekologis Bronfenbrenner diperlihatkan saat ia (dengan cucu laki-lakinya) mengembangkan teori ekologis, suatu perspektif yang sedang menerima perhatian yang meningkat. Teorinya menekankan pentingnya dimensi mikro dan makro lingkungan di mana anak hidup.
                Mikrosistem (microsystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah setting dimana individu hidup. Konteks ini meliputi keluarga individu, teman-teman sebaya, sekolah dan lingkungan. Dalam mikrosistem inilah interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial berlangsung, misalnya dengan orang tua, teman-teman sebaya, dan guru.Individu tidak dipandang sebagai penerima pengalaman yang pasif dalam setting ini, tetapi sebagai seseorang yang menolong membangun setting. Bronfenbrenner menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian tentang dampak-dampak sosiokultural berfokus pada mikrosistem.
                Mesosistem (mesosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner meliputi hubungan antara beberapa mikrosistem atau hubungan antara beberapa konteks. Contohnya : ialah hubungan antara pengalaman keluarga dan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya. Misalnya, anak-anak yang orang tuanya menolak mereka dapat mengalami kesulitan mengembangkan hubungan positif dengan guru. Para ahli perkembangan mengamati perilaku dalam setting majemuk-seperti keluarga, teman sebaya, dan konteks sekolah-untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan individu.
                Eksosistem (exosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner dilibatkan pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain- di mana individu tidak memiliki peran yang aktif-mempengaruhi apa yang individu alami dalam konteks yang dekat. Misalnya, pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya. Seorang ibu dapat menerima promosi yang menuntutnya melakukan lebih banyak perjalanan, yang dapat meningkatkan konflik perkawinan dan perubahan pola interaksi orang tua-anak. Contoh lain  ekosistem ialah pemerintah kota, yang bertanggung jawab bagi kualitas taman, pusat-pusat rekreasi, dan fasilitas perpustakaan bagi anak-anak dan para remaja. Contoh lain ialah pemerintah pusat melalui perannya dalam kualitas perawatan kesehatan dan sistem bantuan bagi manusia usia lanjut.
                Makrosistem (macrosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner meliputi kebudayaan dimana individu hidup. Kebudayaan mengacu pada pola perilaku, keyakinan, dan semua produk lain dari sekelompok manusia yang diteruskan dari generasi ke generasi. Studi lintas budaya - perbandingan antara satu kebudayaan dengan satu atau lebih kebudayaan lain – memberi informasi tentang generalitas perkembangan.
                Kronosistem (chronosystem) dalam teori ekologi Bronfenbrenner  meliputi pemolaan peristiwa-peristiwa lingkungan dan transisi sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan-keadaan sosiohistoris. Misalnya, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak, para peneliti menemukan bahwa dampak negatif serin memuncak pada tahun pertama setelah perceraian dan bahwa dampaknya lebih negatif bagi anak laki-laki daripada anak perempuan. Dua tahun setelah perceraian, interaksi keluarga tidak begitu kacau lagi dan lebih stabil. Dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan sosiohistoris, dewasa ini, kaum perempuan tampaknya sangat didorong untuk meniti karir dibandingkan pada 20 arau 30 tahun lalu. Dengan cara seperti ini, kronosistem memiliki dampak yang kuat bagi perkembangan kita.
                Teori ekologi  telah memberikan sumbagan dalam studi mengenai perkembangan  masa hidup yang meliputi kajian yang sistematis yang bersifat makro dan mikro terhadap dimensi-dimensi sistem lingkungan serta memberikan perhatian terhadap kaitan antarsistem lingkungan. Kontribusi lebih lanjut dari teori Bronfenbrenner mencakup mengedepankan pengaruh dari sejumlah konteks sosial di luar keluarga, seperti tempat tinggal, agama, sekolah, dan tempat kerja terhadap perkembangan anak (Gauvian & Parke, 2010). Beberapa kritik juga dilontarkan terhadap teori ekologi karena kurang menggali faktor-faktor biologis  dan juga kurang memberikan perhatian terhadap faktor-faktor kognitif.



Pembangunan Kota Ekologis
Konsep kota masa depan dengan optimis menyatakan bahwa kota berupaya untuk menjaga kondisi lingkungan dengan tidak menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan, kota harus menjadi bagian dari solusi terhadap kondisi tersebut. Persyaratan pertama yang harus dipenuhi bahwa fungsi suatu kota harus memperhatikan terhadap keseimbangan lingkungan. Persyaratan kedua, bahwa kota tidak hanya dipandang sebagai bentuk fisik saja, namun secara psikologis dan sebagai sesuatu yang menarik (estetis), sebagai sesuatu yang menyediakan kepuasan arti bagi suatu komunitas/masyarakat, dan kota merupakan sesuatu yang berlanjut. Konsensus bagaimana membangun suatu kota mencakup beberapa aspek:
·         Kehidupan dengan kepadatan yang tinggi
·         Komunitas yang spontan & kondisi kehidupan yang manusiawi
·         Mengurangi persyaratan perjalanan
·         Daya Manusia & transit publik
·         Bangunan hemat energi
·         Penggunaan lahan dengan fungsi mix-used
·         Sistem daur ulang yang baik
·         Ruang-ruang untuk publik
Langkah-langkah menuju Kota Ekologis menurut Christopher A. Haines:
1. Mengidentifikasikan prinsip-prinsip lingkungan dimana transformasi kota harus terjadi. Prinsip-prinsip ini merupakan benchmark yang dapat digunakan untuk mengukur perubahan. Prinsip-prinsip ini cukup sederhana namun sangat penting untuk diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
·         Konservasi Sumber daya
·          Sumber daya material
·          Sumber daya energi
·          Sumber daya budaya
·          Sumber daya finansial
·          Studi tentang sampah
·          Studi tentang Sejarah
2. Merehabilitasi pusat-pusat kota
Proses ini terdiri dari:
·         Melakukan preservasi pada bangunan yang bersejarah
·          Merehabilitasi bangunan untuk konservasi energi dan modifikasi lain yang disyaratkan
·         Mengganti aset-aset yang tidak memberikan kontribusi pada kota
3. Meningkatkan transportasi untuk publik
4. Menambah kepadatan di kawasan sprawl
Syarat-syarat Pembangunan Kota Ekologis
·         Jaminan yang ekologis meliputi udara yang bersih dan aman, penyediaan air yang diandalkan, makanan, perumahan dan tempat kerja yang sehat, pelayanan pemerintah kota, perlindungan bencana untuk semua orang.
·         Sanitasi yang ekologis harus memenuhi aspek efisien, biaya yang efektif, cara yang ramah lingkungan dalam mengolah dan mendaur ulang hasil metabolisme manusia, limbah dan air kotor.Metabolisme industri yang ekologis dimana pelestarian sumber daya dan pelindungan lingkungan termasuk pada transisi industri, menekankan pada penggunaan kembali pada bahan yang digunakan, produksi yang berkelanjutan, energi yang diperbaharui, transportasi yang efisien, dan kebutuhan hubungan antar manusia
·         Lanskap yang ekologis dimana meliputi kesatuan yang mengatur struktur-struktur terbangun, ruang terbuka seperti taman dan plaza, penghubung seperti jalan dan jembatan, komponen-komponen alami seperti sungai, bukit, memaksimalkan aksesibilitas kota untuk seluruh warga kota disaat pelestarian energi dan sumber daya serta usaha-usaha untuk mengurangi masalah kecelakaan kendaraan, polusi udara, menurunnya kualitas air, efek panas dan pemanasan global sedang terjadi.
·          Kesadaran ekologis meliputi diantaranya membantu orang untuk mengerti bahwa tempat mereka bagian dari alam, identitas budaya, sikap tanggung jawab terhadap lingkungan dan membantu mereka untuk merubah kebiasaan mengkonsumsi dan meningkatkan kemampuan mereka agar dapat memberikan kontribusi untuk merawat ekosistem kota dengan kualitas yang tinggi.
Fungsi kota ekologi menurut prinsip-prinsip tertentu, dimana jika dipahami oleh kita, dapat mempengaruhi kota dalam petunjuk yang postif. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
a. Skala kecil dan sangat memenuhi syarat,
b. Akses menurut kedekatan,
c. Pemusatan kembali dengan skala kecil,
d. Perbedaan adalah sesuatu yang baik,                                          
Dalam implementasinya kota ekologis harus mampu mencerminkan sebagai kota yang berkelanjutan. Kota ekologis direncanakan seharusnya memiliki tujuan dalam penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin serta memberikan dampak yang sekecil mungkin. Kota harus mampu mendaur-ulang sumber-sumber daya tersebut. Dalam konteks ini, kota ekologis memiliki prinsip yang berbeda dengan kota modern. Perbedaan tersebut terletak pada penggunaan sumber-sumber daya dan dampak yang ditimbulkannya. Pergeseran paradigma ini merupakan konsekuensi logis untuk mencapai tujuan sebagai kota ekologis. Namun hal yang tersulit untuk membentuknya adalah proses dalam menangani sumber daya tersebut, karena diperlukan upaya mendaur-ulang sumber daya tersebut. Berikut bagan yang menggambarkan pemanfaatan sumber daya dan dampak yang ditimbulkannya.
Description: 11111.jpg
Gambar 1. Perbandingan Pemanfaatan Sumber daya dan Dampak
antara Kota Modern dan Kota Berkelanjutan

Suatu prinsip dan strategi pembangunan kota ekologis, meliputi beberapa hal berikut:
a. Mengembalikan lingkungan yang mengalami degradasi
·          Membangun kota dengan konsep taman
·         Menetapkan koridor hijau di kawasan pedesaan dan perkotaan
·          Meningkatkan kegiatan pedesaan untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan
b. Membangun kembali ”bioregion”
·          Membangunan bangunan yang tanggap terhadap iklim
·          Menggunakan sumber material bangunan lokal
c. Menyeimbangkan Pembangunan
·          Membangun bangunan yang low energy dengan material yang mendukung
·          Melindungi keanekaragaman ekologis
·          Menghargai tempat hidup manusia dalam lingkungan
d. Mencegah Urban Sprawl
·          Membatasi perluasan pembangunan baru
·          Mengkonsolidasi kawasan kota yang ada dengan mengupayakan penggunaan terbaik pada sumber daya
·          Mempertahankan kota agar tetap hidup, dan sebagai tempat yang enak ditinggali
·          Menciptakan jaringan transportasi yang efisien
e. Mengoptimalkan dayaguna energi
·          Penggunaan energi yang dapat diperbaharui seperti angin, matahari
·          Penerapan ventilasi dan insulasi pada bangunan untuk mengoptimalkan cahaya matahari
·          Mengurangi konsumsi energi melalui desain yang tanggap pada iklim, penggunaan low energy alternatif
·          Menggunakan material produksi lokal
f. Berperan terhadap ekonomi
·          Industri yang berkelanjutan
·          Mengembangkan teknologi yang berbasis lingkungan
·          Penggunaan teknologi informasi yang tepat
g. Menyediakan kesehatan dan keamanan
·          Mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas lingkungan
·          Pengumpulan, daur ulang dan penggunaan kembali limbah padat
·          Penyediaan dan sanitasi air
·          Lingkungan yang tidak beracun dan non-alergi
h. Mendorong masyarakat
·          Melibatkan masyarakat dalam pembangunan kota
·          Meningkatkan peran serta masyarakat dalam administrasi publik dan manajemen
·          Mewujudkan pembangunan melalui proses yang melibatkan seluruh masyarakat agar dapat menyumbang hasil yang diharapkan.
i. Mempertimbangkan keadilan sosial
·          Keadilan dalam mengakses terhadap layanan, fasilitas dan informasi
·          Pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja
·          Melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan
·          Menyediakan perumahan yang terjangkau
j. Menghormati sejarah
·          Mengembalikan monumen dan landmark lokal
·          Menghargai perbedaan budaya
·          Menghormati sejarah habitat pribumi
k. Memberdayakan cultural landscape
·          Perbedaan kelompok budaya, pesta rakyat
·          Adanya festival seni dan budaya
·          Bentuk seni multikultural
·          Jaringan komunitas seni dan kerajinan
l. Memperbaiki biosfer
·          Proyek kerjasama restorasi lahan untuk pengembangan baru
·          Memperbaiki, mengisi dan meningkatkan udara, air, lahan, energi, biomass, makanan, keanekaragaman, habitat , ecolinks,mendaur ulang limbah.
Contoh kota ekologi
Puluhan perusahaan Singapura telah mengambil bagian dalam program pembangunan Kota Ekologi Tianjin yang merupakan usaha patungan antara China dengan Singapura. Jumlah investasi menurut kontrak telah mencapai USD850 juta.

Kota yang terletak di Distrik baru Binhai kota Tianjin itu meliputi area seluas sekitar 30 kilometer persegi. Kota itu akan dibangun menjadi contoh kota ramah lingkungan / ekologi internasional yang dapat menampung 350 ribu orang penduduk dengan tingkat bangunan ramah lingkungan mencatat 100% dalam waktu sekitar 10 tahun.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtoJlEkcMLV1NZk-knMQqURfK68uZ3L10pEHxeTZ5ZiTofTcZtBvGyW8VJfpQOsx1KxTNcQiSleI-0mPWfYVMCcfanBXokUBBqHcwUpzk3biFaB1WxXtljvfL8Og7FxtAJ6oTil6ji6Z4/s320/chising2.jpg
Kota Ekologi Tianjin (China- Singapore)
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWsQhzJhcmilyxDN3V6980wcwwju7PiEwXcSFZzU1jpEc8EMzI1oNao_X8IOduzXY7vfGTXC-AnH486pwCOhwcdjku2TshsgEPr0Jo9GfId532-wnIJD4656bTOY0FGAyS-VmmHw_IBes/s320/chising3.jpg
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1ZUuaLcKT52wDoubNM8BII0uHoQ3xteunTCJCJdkMFAZRAL08MgbYXqureKYXsueIb-xjnf2Zf9QsULYJcJ-NKiLyUHW6va6LE37GElc6qPUe9Wtb35HEQChMvPlX4etm_uPv3iW2z44/s320/chising.jpg



Sumber: Eco-city plans: for sustainability
Sumber : Santrock, John W., 2002. Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid 1. Jakarta : Erlangga

 putri rahayu utami
npm : 2a313501